Jumat, 24 Februari 2017

Pendukung Masa Gitu?

Ada satu kenalan saya, dibilang teman tidak juga karena tidak terlalu kenal, atau katakanlah teman di media sosial.

Dia merupakan pendukung salah satu calon gubernur yang sedang berlaga di Jakarta. Belakangan ini dia cukup aktif mengunggah status atau foto yang berbau dengan si calon tersebut. Tentunya dengan bahasa yang manis layaknya melukis kampung di pinggir kali.

Si Tuteng ini, sebutannya saja, cukup sering nge-tag saya, dan beberapa yang lain, bahkan hampir di semua statusnya yang berbau si calon itu. Awalnya saya diam saja.

Saya berpikir mungkin dia hanya iseng atau mungkin karena dia tahu pilihan saya berseberangan dengannya,jadi dengan nge-tag dia berharap saya bisa berbelok mendukung yang dia dukung (bisa saja bukan seperti itu).

Lama kelamaan karena terganggu, saya pun coba perhatikan apa saja yang dia posting sekalian komentar-komentarnya. Karena banyak juga yang berbeda pendapat dengannya (hampir semua pastinya :D).

Ternyata dia bahkan tidak aktif membalas komentar-komentar yang masuk yang hanya dari beberapa itu. Memang ada yang dibalas tapi itu pun menurut saya bukan sebuah "jawaban" bahkan terkadang lari dari topik.

Saya pun akhirnya menuliskan komentar saya pada salah satu statusnya yang menurut saya tidak jelas dan tidak beralasan karena mengada-ada.

Benar saja! Saya hanya mendapatkan angin lalu karena jawabannya hanya " si anu menang". What the ...?? Bagaimana si Tuteng bisa meyakinkan orang lain jika dia sendiri tidak punya jawaban yang pasti?

Yang mau saya bilang adalah yakin dulu dengan apa yang mau anda bilang agar bisa beradu argumen dengan mereka atau saya yang berbeda pendapat. Pastikan anda memahami barang dagangannya sebelum anda jualan.

IMHO. Itu saja.

Salaman.

Kamis, 23 Februari 2017

Jongos Fahri, Mingkemlah



Sebenarnya orang ini wakil rakyat yang mana? Jangan-jangan rakyatnya ibas..

Ini sama sekali bukan soal gagah-gagahan tong! Pemerintahnya lagi serius kerja malah dibilang lagi kampanye. Si fahri ini memang suka sekali mikir kejauhan.

Freeport sudah terlalu enak dan nyaman menikmati kekayaan tanah kita selama ini.
Sekarang saatnya untuk mengambil apa yang seharusnya menjadi bagian dari bangsa.
Pemerintah sedang merebut hak kita.

Freeport sudah pake main ancaman, apa salah kalau pemerintahnya juga galak? Sebelumnya apa ada yang seberani Jokowi?
Mungkin fahri kaget kalau pemerintah sekarang punya taring yang tajam yang tidak takut sama Amerika sekalipun.

Sudahlah..jongos fahri lebih baik mingkem saja!

Biarkan kaum cerdas dan waras yang bekerja. Anda duduk manis saja di sana dan nikmati apa yang bisa dinikmati selagi masih bisa.

Salaman.