Sabtu, 03 Desember 2016

Ahmad Dhani - Politik dan Musik

Harus kuakui kalau kemampuan Ahmad Dhani dalam urusan musik sudah tidak diragukan lagi. Karya-karyanya sering menjadi top hits bahkan lagu lamanya pun masih banyak yang tahu sampai saat ini. Sebut saja Pupus, Kangen, Risalah Hati dan lainnya.

Kepiawaiannya merajut melodi-melodi menjadi irama yang indah membuatku ingin mengangkat topi untuknya. Sangat layak disebut sebagai salah satu musisi berbakat dan papan atas di negeri ini.
Tapi tidak untuk urusan politik. Ahmad Dhani sama sekali tidak sepiawai saat dia menciptakan lagu atau bermain musik. Dia sepertinya belum siap untuk menjadi politikus malah cenderung provokator. Aku dan pembaca seword.com tentu belum lupa dengan ucapannya saat orasi 411 yang kemudian membuatnya dilaporkan ke polisi.

Keputusannya untuk terjun ke dunia politik pun menurutku tidak tepat. Bagaimana tidak saat negeri ini masih kekurangan musisi berkualitas, saat itu pula Ahmad Dhani menyatakan dirinya sah terjun ke dunia politik.

Memang hal itu tidak serta merta menjadikannya lepas dari dunia musik karena belum tentu terpilih juga di pilkada tersebut. Tapi setidaknya akan sangat mengurangi waktunya untuk menelurkan karya-karya baru bersama republik cintanya.

Lika-liku perpolitikan Ahmad Dhani dimulai saat dia menjadi tim sukses untuk memenangkan salah satu calon presiden. Kemudian namanya dikait-kaitnya untuk maju menjadi calon gubernur DKI. Gagal. "Karena harus punya modal besar untuk menjadi cagub DKI", begitu kata Ahmad Dhani.
Dia juga sangat vocal menunjukkan ketidaksukaannya kepada Ahok dan juga pemerintahan saat ini. Dan beberapa kali mengucapkan "asal bukan Ahok". Ini kan ucapan politikus abal-abal. Kalau politikus sejati pasti akan mengatakan "siapa pun tidak apa-apa yang penting bagus".

Kemudian Ahmad Dhani maju menjadi calon wakil bupati Bekasi yang diusung oleh PKS dan Gerindra. Terakhir, yang tak kalah heboh, adalah saat subuh sebelum momen aksi damai 212 Ahmad Dhani ditangkap oleh polisi di salah satu hotel di kawasan Sudirman karena tuduhan berniat mengajak dan menghasut untuk menggulingkan pemerintahan yang sah atau bahasa kerennya, makar (sumber dari Polri).

Saat itu aku sangat menantikan kira-kira apa yang  akan dilakukan oleh Ahmad Dhani (juga kawan-kawannya yang ikut ditangkap) saat aksi damai 212. Tapi apa boleh dikata, Polri mengagetkan banyak pihak dengan menangkap Ahmad Dhani bahkan saat aksi damai belum dimulai.
Sehingga aku pun setuju bahwa damainya aksi damai 212 yang lalu karena Ahmad Dhani beserta yang lainnya terlebih dulu diamankan oleh polisi. Provokator di lapangan menjadi sepi. Apalagi Habib Riziq yang kehilangan tajinya. Kasus ini pun menjadikannya sebagai tersangka dan tentu kita penasaran kelanjutannya seperti apa karena hukuman untuk pelaku makar cukup serius.

Akhir kata, sebagai salah satu penikmat musik Dewa 19, aku dan mungkin penggemar yang lain "satu hati" ingin bilang bahwa kami "kangen" Ahmad Dhani yang dulu yang "separuh nafasnya" hidup untuk kemajuan musik Indonesia bukan berpolitik seperti sekarang ini. Janganlah "larut" dalam dunia yang mungkin tak akan membesarkan namamu seperti di dunia musik. Ikutilah arah "angin" dan "suara alam" yang sesungguhnya. Jangan sampai "pupus" di tengah jalan.

Salam melodi yang indah.

SEKIAN.

(dicopy dari artikel saya di Seword.com)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon komentar sesuai dengan isi tulisan. Ngawur sedikit tidak masalah.